Kota Pontianak
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
- Untuk kecamatan bernama Pontianak Kota, lihat Pontianak Kota, Pontianak.
|
||
Visi: "Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Bertaraf Internasional" |
||
Hari jadi | 23 Oktober 1771 | |
Walikota | Dr. H. Buchary Abdurrahman | |
Wilayah - Total: |
107,82 km² |
|
Kecamatan |
5 |
|
Kelurahan |
24 |
|
Penduduk | 516.737 jiwa (2004) |
|
Suku bangsa | Tionghoa (31,24%), Melayu (26,05%), Bugis (13,12%), Jawa (11,67%), Madura (6,35%), Dayak, dan lain-lain (8,57%). | |
Agama | Islam (65%), Buddha (23,2%), Protestan (4%), Katolik (2,8%), Hindu (0,4%), dan lainnya (4,6%). | |
Bahasa: | Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Bahasa Dayak, Bahasa Tiociu, Bahasa Khek, dll. | |
Zona waktu | WIB | |
Lagu kedaerahan | Cik Cik Periuk |
Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Khuntien (坤甸) oleh etnis Cina di Pontianak.
Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak, simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Makanan khas Pontianak adalah antara lain Asam Pedas, dodol duren dan Kwetiau. Selain itu Pontianak juga dikenal sebagai penghasil Jeruk Pontianak dan minuman Lidah Buaya.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185 Hijriah, yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Tempat tersebut kemudian diberi nama Pontianak.
Tanggal 8 Sja'ban tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
[sunting] Sejarah Kota Pontianak menurut VJ. Verth
Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth, dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.
Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), dari Betawi.
Dalam bukunya VJ. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin, setelah meninggalkan kerajaan Mempawah mulai mengadu nasib di laut.
Di Banjarmasin ia kawin dengan adik seorang sultan bernama Ratu Sarib Anom. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya. Kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Dengan bantuan Sultan Passir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur.
[sunting] Daftar Sultan Pontianak
Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808), Syarif Kasim Alkadrie (1808-1819), Syarif Osman Alkadrie (1819-1855), Syarif Hamid Alkadrie (1855-1872), Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895), Syarif Muhammad Alkadrie (1895-1944), Syarif Thaha Alkadrie (1944-1945) dan Syarif Hamid Alkadrie (1945-1950).
[sunting] Pemerintahan
Bagian ini perlu dirapikan. Bantulah kami untuk melakukannya. |
Kronologis Pemerintahan Kota Pontianak, berdasarkan Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan/Goedgskeurd de Resident der WesteraMeeling Van Borneo (Dr. J VAN DER SWAAL) menetapkan Syahkota pertama adalah R. SOEPARDAN,
Selanjutnya berdasarkan penetapan Pemerintah Kerajaan Pontianak diangkat ADS. HIDAYAT, dengan jabatan BURGERMESTER Pontianak sampai tahun 1950.
Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP, memutuskan bahwa Keputusan Pemerintah Kerajaan Pontianak bertanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1946/KP dirubah dan diperhatikan kembali. Undang-Undang Pemerintah Kerajaan Pontianak 40/1949/KP membentuk Pemerintah Kota Pontianak dengan Walikota pertama ditetapkan NY. ROHANA MUTHALIB,
Sesuai dengan perkembangan Tata Pemerintahan, dengan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan LANDSCHAP GEMEENTE ditingkatkan menjadi Kota Praja Pontianak.
Selanjutnya perkembangan Pemerintah Kota Praja Pontianak berubah dan sebutannya yaitu dengan berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1957 Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang Undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi KOTAMADYA PONTIANAK.
Kemudian dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1974, maka sebutan/nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PONTIANAK.
Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah merubah sebutan untuk Pemerintah Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak.
Adapun nama-nama Kepala Wilayah yang pernah memerintah di Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
No. | Nama | Status Wilayah | Tahun Pemerintahan |
1 | R. Soepardan | Syahkota Pontianak | 1947-1948 |
2 | Ads. Hidayat | Burgemester Pontianak | 1948-1950 |
3 | Ny. Rohana Muthalib | Burgemester Pontianak | 1950-1953 |
4 | Soemartoyo | Kotapraja | 1953-1957 |
5 | A. Muis Amin | Kotapraja/Kotamadya Pontianak | 1957-1967 |
6 | Siswoyo | Kotamadya Pontianak | 1967-1973 |
7 | Muhammad Barir ,SH. | Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak | 1973-1978 |
8 | T.B. Hisny Halir | Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak | 1978-1983 |
9 | H. A. Majid Hasan | Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak | 1983-1993 |
10 | R.A. Siregar, S.Sos | Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak | 1993-1999 |
11 | dr. H. Buchary Abdurrahman | Kota Pontianak | 1999-sekarang |
[sunting] Daftar Kecamatan
- Pontianak Selatan
- Pontianak Timur
- Pontianak Barat
- Pontianak Utara
- Pontianak Kota
- Pontianak Tenggara, akan diresmikan pada 23 Oktober 2006
[sunting] Pranala luar
Kota Pontianak, Kalimantan Barat |
|
---|---|
Kecamatan: Pontianak Barat | Pontianak Kota | Pontianak Selatan | Pontianak Tenggara | Pontianak Timur | Pontianak Utara |
|
|
---|---|
Kabupaten: Bengkayang | Kapuas Hulu | Ketapang | Landak | Melawi | Pontianak | Sambas | Sanggau | Sekadau | Sintang |
|
Lihat pula: Daftar kabupaten dan kota di Indonesia |