Muara Lawa, Kutai Barat
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, Anda boleh menghapus pesan ini. |
Kecamatan Muara Lawa merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Muara Pahu pada saat masih sebagai bagian Kabupaten Kutai. Kecamatan Muara Lawa kemudian dimekarkan lagi, yang melahirkan kecamatan baru yaitu Kecamatan Bentian Besar, yang terletak paling hulu Sungai Lawa. Ibukota kecamatan Muara Lawa terletak di Kampung Lambing, yang letak hanya berseberangan sungai dengan Kampung Muara Lawa, dimana Sungai Lawa bermuara. Kampung Lambing dan Kampung Muara Lawa terletak di tepi Sungai Kedang Pahu anak Sungai Mahakam, sedangkan Sungai Lawa bermuara di Sungai Kedang Pahu, persis terletak di kedua kampung tersebut.
Pada tahun 2006 Kecamatan Muara Lawa terdiri atas 8 kampung, yaitu Kampung Lambing, Muara Lawa, Dingin, Benggris terletak di Sungai Kedang Pahu, sedangkan Kampung Cempedas, Payang, Lotak dan Muara Begai terletak di tepian Sungai Lawa. Jumlah penduduk mencapai 6500 Jiwa. Semua wilayah kampung dapat dicapai dengan jalan darat dan air/sungai, baik jalan negara (Trans Kalimantan) maupun jalan kabupaten dengan jarak tempuh terjauh yaitu Kampung Muara Begai selama +/- 1 Jam dari ibukota kecamatan sedangkan bila dilalui lewat sungai/air mencapai 3-4 jam.
Kecamatan Muara Lawa mempunyai potensi tambang, kehutanan, pertanian dan perkebunan serta pariwisata. Tambang batubara terbesar di Kutai Barat terletak di kecamatan ini yaitu PT TCM Banpu, belum termasuk perusahaan tambang lainnya yang akan beroperasi.
Potensi pariwisata terutama budaya dan alam. Pariwisata budayanya adalah kehidupan sehari-hari Dayak Benuaq, terutama kehidupan laminnya seperti adat kematian (Parepm Api hingga Kwangkey), ritual penyembuhan secara tradisionil (Belian: Belian Bawo, Sentiyu, Kenyokng, Bejamu dll), kesenian (Ukir-ukiran, Tarian dan Seni Suara). Terdapat lamin yang masih asli (paling asli), dibanding dengan lamin lain yang ada di Kutai Barat, namanya Lamin Tolan terletak di Kampung Lambing (+/- KM 300 dari arah Samarinda - 40 KM dari Sendawar). Di bagian bawah lamin terdapat Danau Tolan. Di kawasan lamin ini terdapat kompleks pekuburan khas Dayak Benuaq, dimana terdapat Templaaq, Lungun, Selokng dan lain-lain.
Penduduk yang mendiami kecamatan ini didominasi oleh etnis Dayak Benuaq, sisanya adalah Campuran Tonyoy/Tunjung Benuaq, Campuran Benuaq Bentian dan Etnis Kutai, serta kelompok pendatang etnis Banjar, Jawa dan Bugis. Sebagian besar penduduk menganut agama Kristen baik Protestan maupun Katolik sisanya penganut Adat Lama yaitu Kaharingan (Hindu) sebagian kecil beragama Islam (Kasnadi, Lambing, 2006, email:lempukng@telkom.net).