Bahasa Melayu Klasik
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bahasa Melayu Kuno digantikan dengan Bahasa Melayu Klasik. Peralihan ini dikaitkan dengan pengaruh agama Islam yang semakin mantap di Asia Tenggara pada abad ke-13.
Setelah itu, bahasa Melayu mengalami banyak perubahan dari segi kosakata, struktur kalimat dan tulisan.
[sunting] Prasasti
Terdapat tiga prasasti yang penting:
- Prasasti di Pagar Ruyung, Minangkabau (1356) ditulis dalam huruf India mengandung prosa Melayu Kuno dan beberapa baris sajak Sansekerta. Bahasanya berbeda sedikit dengan bahasa batu bertulisa abad ke-7.
- Prasasti di Minye Tujuh, Acheh (1380) masih memakai abjad India buat pertama kalinya terdapat penggunaan kata-kata Arab seperti kalimat nabi, Allah dan rahmat
- Prasati di Kuala Berang, Terengganu (1303-1387) ditulis dalam huruf Arab Melayu. Ini membuktikan tulisan Arab telah telah digunakan dalam bahasa Melayu pada abad itu.
Ketiga prasasti ini merupakan bukti catatan terakhir perkembangan bahasa Melayu karena setelah abad ke-14, muncul kesusasteraan Melayu dalam bentuk tulisan.
[sunting] Zaman kejayaan
Kejayaannya dapat dibagi dalam tiga zaman penting:
- Zaman kerajaan Melaka
- Zaman kerajaab Aceh
- Zaman kerajaan Johor-Riau
Di antara tokoh-tokoh penulis yang penting ialah Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumaterani, Syeikh Nuruddin al-Raniri dan Abdul Rauf al-Singkel.
[sunting] Ciri-ciri bahasa Melayu klasik
- kalimat: panjang, berulang, berbelit-belit.
- banyak kalimat pasif
- menggunakan bahasa istana
- kosa kata klasik: ratna mutu manikam, edan kesmaran (mabuk asmara), sahaya, masyghul (bersedih)
- banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal ayat): sebermula, alkisah, hatta, adapun.
- kalimat sungsang
- banyak menggunakan akhiran pun dan lah