Trilogi Pembangunan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sebenarnya sejak terjadinya peristiwa “Malari” (Malapetaka Januari) 15 Januari 1974, slogan Trilogi Pembangunan sudah berhasil dijadikan “teori” yang mengoreksi teori ekonomi pembangunan yang hanya mementingkan pertumbuhan.
Trilogi pembangunan terdiri dari:
- Stabilitas Nasional yang dinamis
- Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
- Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.
Namun sayangnya slogan yang baik ini justru terkalahkan karena sejak 1973-1974 selama 7 tahun Indonesia dimanja bonansa minyak. Rezeki nomplok minyak bumi yang membuat Indonesia kaya mendadak telah menarik minat para investor asing untuk ikut "menikmati" kekayaan alam Indonesia.
Serbuan para investor asing ini kemudian melambat ketika terjadi jatuhnya harga minyak dunia, yang mana selanjutnya dirangsang ekstra melalui kebijakan deregulasi (liberalisasi) pada tahun 1983-1988. Tanpa disadari, kebijakan penarikan investor yang sangat liberal ini mengakibatkan undang-undang Indonesia yang mengatur arus modal menjadi yang sangat liberal di lingkup dunia internasional.
Artikel ini adalah sebuah tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |