Majapahit
From Wikipedia
Sejarah Indonesia |
---|
Sebahagian daripada siri rencana |
Indonesia prapenjajah (sebelum 1602) |
Syailendra |
Srivijaya (abad ke-3 -1400) |
Kemaharajaan Mataram |
Kediri (1045-1221) |
Singhasari (1222-1292) |
Majapahit (1293-1500) |
Kesultanan Mataram (1500-an - 1700-an) |
Hindia Timur Belanda (1602 - 1945) |
Perang Jawa Inggeris-Belanda (1810-1811) |
Perang Padri (1821-1837) |
Perang Jawa (1825-1830) |
Perang Aceh (1873-1904) |
Pemulihan Kebangsaan (1899-1942) |
Kemerdekaan (1945-1965) |
Pengisytiharan Kemerdekaan (1945) |
Revolusi Nasional (1945-1949) |
Persidangan Asia-Afrika (1955) |
Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1965) |
Tata Tertib Baru (1965-1998) |
Perang Saudara Indonesia (1965-1966) |
Akta Pilihan Bebas (1969) |
Pembunuhan beramai-ramai Dili (1991) |
Reformasi (1998-kini) |
Revolusi 1998 (1996-1998) |
Gempa bumi Lautan Hindi 2004 (2004-kini) |
[ sunting ] |
Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di pulau Jawa bagian timur. Kerajaan ini pernah menguasai sebagian besar pulau Jawa, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.
[Sunting] Kejayaan Majapahit
Penguasa Majapahit paling utama ialah Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.
Majapahit adalah yang terakhir dan sekaligus yang terbesar di antara kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Didahului oleh kerajaan Sriwijaya, yang beribukotakan Palembang di pulau Sumatra.
Pendiri Majapahit, Kertarajasa, anak menantu penguasa Singhasari, juga berpangkalan di Jawa. Sesudah Singhasari mengusir Srivijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, kekuasaan Singhasari yang naik menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim duta yang menuntut upeti.
Kertanagara, pengasa kerajaan Singhasari, menolak untuk membayar upeti dan Khan memberangkatkan ekspedisi menghukum yang tiba di pantai Jawa tahun 1293. Ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri, Jayakatwang, sudah membunuh Kertanagara. Pendiri Majapahit bersekutu dengan orang Mongolia melawan Jayakatwang dan, satu kali Singhasari kerajaan binasa, membalik dan memaksa sekutu Mongolnya untuk menarik kembali secara kalang-kabut.
Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluas kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Beberapa tahun sesudah kematian Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menduduki Palembang, menaklukkan daerah terakhir kerajaan Sriwijaya.
Walaupun penguasa Majapahit melebarkan kekuasaan mereka di tanah seberang di seluruh Nusantara dan membinasakan kerajaan-kerajaan tetangga, fokus mereka kelihatannya hanya untuk menguasai dan memonopoli perdagangan komersial antar pulau.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama mulai memasuki Nusantara. Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, tenaga Majapahit berangsur-angsur melemah dan perang suksesi yang mulai dari tahun 1401 dan berlangsung selama empat tahun melemahkan Majapahit. Setelah ini Majapahit ternyata tak dapat menguasai Nusantara lagi. Sebuah kerajaan baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul dan menghancurkan hegemoni Majapahit di Nusantara.
Kehancuran Majapahit diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 1500-an meskipun di Jawa ada sebuah khronogram atau candrasengkala yang berbunyi seperti ini: sirna hilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebaga 0041 = 1400 Saka => 1478 Masehi. Arti daripada sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi (Majapahit)”.
[Sunting] Raja-raja Majapahit
- Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 - 1309)
- Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
- Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
- Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
- Wikramawardhana (1389 - 1429)
- Suhita (1429 - 1447)
- Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
- Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
- Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
- Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1968)
- Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
- Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)