Hindu
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini adalah bagian dari seri Hindu |
|
Sejarah Hindu | |
Sejarah Hindu Nusantara | |
Sraddha, Keyakinan dalam Hindu |
|
---|---|
Brahman • Ātmān • Karmaphala | |
Samsāra • Moksha | |
Catur Marga, Jalan dalam Hindu |
|
Bhakti Marga • Karma Marga | |
Jñāna Marga • Yoga Marga | |
Darshana, Filsafat Hindu | |
Samkhya • Yoga · Mimamsa | |
Nyanya • Vaisiseka • Vedanta | |
Veda | |
Saṃhitā • Brāhmaṇa | |
Āraṇyaka • Upaniṣhad | |
Sastra Agama Hindu* | |
Purana • Itihasa | |
Hari Raya | |
Galungan • Kuningan | |
Nyepi | |
Tokoh Tokoh Hindu | |
Tokoh Hindu Kuno Tokoh Hindu Modern |
|
Lihat Pula | |
Indeks artikel tentang Hindu |
Agama Hindu atau juga dikenal dengan nama Sanātana Dharma ("Kebenaran Abadi") dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama dunia. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setalah Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa.
Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anakbenua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Namun agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen.
Agama ini memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran, sebab dalam kitab Weda yang merupakan Kitab Suci umat Hindu terdapat kalimat berikut:
- Sansekerta: एकम् सत् विप्रा: बहुधा वदन्ति
- Transliteration: Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti
- Cara baca dalam bahasa Indonesia: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti
- Bahasa Indonesia: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai menyebut-Nya dengan banyak nama."
- — Rg Weda (Buku I, Gita CLXIV, Bait 46)
Daftar isi |
[sunting] Karakteristik
Dalam agama Hindu, seorang umat berkontemplasi tentang misteri Ilahi dan mengungkapkannya melalui mitos yang jumlahnya tidak habis-habisnya dan melalui penyelidikan filosofis. Mereka mencari kemerdekaan dari penderitaan manusia melalui praktik-praktik askese atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta kasih, bakti dan percaya (Sradha).
Telah dibuktikan dalam berbagai hasil penelitian belakangan ini bahwa Hindu tidak lahir, bahwa keberadaan Hindu jauh lebih tua dari perkiraan yang dilakukan oleh para orientalis yang masih menggunakan pikiran-pikiran penjajah India.
Sanatana Dharma artinya Dharma yang kekal abadi.
Menurut kepercayaan para penganutnya, ajaran Hindu langsung diajarkan oleh Tuhan sendiri, yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut Awatara. Misalnya Krishna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada jaman Dwapara Yuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Ajaran Krishna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawad Gita, adalah kitab suci Hindu yang utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau pencerahan. Inilah keadilan Tuhan bagi umat Hindu. Jadi wahyu Tuhan bukan hanya terbatas pada suatu jaman atau untuk seseorang saja. Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana manusia lahir dan mau kemana manusia akan pergi, atau apa tujuan yang sebenarnya manusia hidup ke dunia.
Bagi pandangan Hindu, adalah Tuhan yang sempit dan pilih kasih jika Ia hanya menurunkan ajaranNya hanya kepada satu orang saja atau hanya pada suatu masa saja. Apalagi kalau para penganutnya itu kemudian menganggap hanya ajaran agamanya saja yang paling lengkap, paling sempurna, paling mutakhir, sementara mereka tidak tahu bagaimana ajaran agama lainnya; serta beranggapan bahwa hanya penganut agamanya yang berhak memiliki Tuhan, dan agama orang lain bukan dari Tuhan. Justru orang yang rendah hati atau agama yang rendah hati, yang selalu beranggapan bahwa kebenaran juga ada pada tempat lain, yang sesungguhnya adalah ajaran Tuhan yang sejati. Kesombongan dan monopoli akan kebenaran dan selalu berupaya melakukan konversi orang lain ke dalam agamanya, ibarat perjuangan untuk kepentingan politik yang selalu melahirkan ketidakadilan, kerusuhan, kekacauan, penderitaan dan ketidakdamaian di dunia.
Sumber: berbagai ajaran yang termuat dalam Rg Veda, Upanishad, dan Bhagawad Gita. [rujukan?]
[sunting] Astika
Terdapat enam Āstika — institusi pendidikan filsafat ortodok yang memandang Veda sebagai dasar kemutlakan dalam pengajaran filsafat hindu — yaitu: Nyāya, Vaisheṣhika, Sāṃkhya, Yoga, Mīmāṃsā (juga disebut dengan Pūrva Mīmāṃsā), dan Vedānta (juga disebut dengan Uttara Mīmāṃsā) ke-enam sampradaya ini dikenal dengan istilah Sad Astika Darshana atau Sad Darshana. Diluar keenam Astika diatas, terdapat juga Nastika, pandangan Heterodok yang tidak mengakui otoritas dari Veda, yaitu: Buddha, Jaina dan Carvaka.
Meski demikian, ajaran filsafat ini biasanya dipelajari secara formal oleh para pakar, pengaruh dari masing-masing Astika ini dapat dilihat dari sastra-sastra Hindu dan keyakinan yang dipegang oleh pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari.
[sunting] Lihat pula
|
[sunting] Pranala luar
- (id) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
- (id) Agnihoma.org Media Hindu Online, Hindu Nusantara Terlengkap
- (en) A Tribute to Hinduism
- (en) Authentic Hinduism Encyclopedia
- (en) Hinduism A Perspective